Menurut laporan yang dirilis oleh Administrasi Umum Perpajakan Kamboja pada 8 Agustus, dalam tujuh bulan pertama, pendapatan pajak pertambahan nilai e-commerce Kamboja mencapai US$24 juta.
Berdasarkan informasi yang diberikan, laporan di atas tidak memberikan data perbandingan dengan periode yang sama tahun lalu. Namun, pendapatan PPN e-commerce dalam tujuh bulan pertama tahun ini sedikit lebih tinggi dibandingkan pendapatan $7 juta pada bulan April hingga Desember tahun lalu.
Badan Perpajakan Negara telah secara aktif mempelajari dan memahami secara mendalam pemungutan dan pengelolaan PPN e-commerce oleh otoritas pajak di negara lain.
Kamboja mengalami peningkatan penggunaan internet dan layanan seluler, yang didorong oleh penggunaan perangkat elektronik, transaksi e-commerce selama pandemi, dan promosi teknologi keuangan.
Menurut laporan regulator telekomunikasi Kamboja, jumlah pengguna ponsel di Kamboja berjumlah sekitar 11 juta pada November tahun lalu, turun dari 1950 juta pada tahun 2019.
Pemerintah Kamboja mulai menerapkan pajak pertambahan nilai e-commerce pada bulan April tahun ini, mengenakan tarif pada perusahaan seperti Google, Facebook, YouTube, Alibaba, Microsoft dan TikTok.
Kamboja mulai mengenakan pajak pertambahan nilai sebesar 4% pada transaksi e-commerce pada 1 April tahun lalu.
Guan Weibao, Administrasi Perpajakan Negara, sebelumnya menyatakan bahwa pendapatan pajak e-commerce merupakan sumber pendapatan potensial bagi Kamboja.
Pemerintah Kamboja percaya bahwa langkah-langkah ini akan membantu meningkatkan pendapatan anggaran nasional, dan mengenakan pajak pada transaksi e-commerce asing juga akan membantu menempatkan operator e-commerce lokal pada posisi yang setara.
Dalam tujuh bulan pertama tahun 2023, pendapatan pajak Kamboja mencapai US$7 miliar, yang mencakup 23.12% dari target anggaran.
Kamboja memiliki dua lembaga yang bertanggung jawab di bidang perpajakan, yaitu Administrasi Umum Perpajakan dan Administrasi Umum Kepabeanan. Administrasi Umum Perpajakan terutama bertanggung jawab atas perpajakan dalam negeri Kamboja, termasuk pajak penghasilan, pajak gaji, pajak pertambahan nilai, dan pajak properti. Administrasi Umum Bea Cukai bertanggung jawab memungut pajak atas barang masuk dan keluar. Menurut pemerintah Kamboja, target pendapatan pajak dan bea cukai pada tahun 2023 adalah sebesar US$55 miliar, meningkat hampir 2022% dari tahun 16. Realisasi tujuan ini akan memberikan dukungan kuat bagi stabilitas dan pembangunan berkelanjutan perekonomian Kamboja.