Menurut pemberitaan media Kamboja, kasus perceraian konyol terjadi di Provinsi Kampong Thom, Kamboja.Setelah sepasang suami istri bercerai berdasarkan kesepakatan, harta benda mereka terbagi-bagi hingga hampir hanya tersisa satu rumah saja.Pada saat itu, kedua belah pihak menemui jalan buntu, dan tidak ada satu pun yang bersedia menyerahkan rumah tersebut kepada satu sama lain.Setelah beberapa kali negosiasi, pasangan tersebut memutuskan untuk mengambil cara yang menarik untuk menyelesaikan masalah tersebut, yaitu dengan membagi rumah menjadi dua dan memberikan masing-masing orang setengahnya.Kabarnya, penyebab kasus perceraian ini adalah karena putusnya hubungan pasangan tersebut dan tidak bisa lagi mempertahankan pernikahannya.Pasangan ini awalnya mempunyai pendapat yang sama mengenai masalah pembagian properti, namun seiring berjalannya waktu, kedua belah pihak semakin sulit mencapai kesepakatan.
Akhirnya, mereka memutuskan untuk mengambil pendekatan yang tidak konvensional untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam kasus ini, pasangan tersebut tidak memilih litigasi atau negosiasi tradisional, namun mengadopsi metode yang lebih absurd. Meskipun pendekatan ini tampak agak kekanak-kanakan, pasangan ini akhirnya memecahkan masalah tersebut dan mencapai akhir yang relatif bahagia. Menurut laporan, pasangan tersebut mencapai solusi fisik dalam penyelesaian perceraian mereka dengan membagi rumah menjadi dua. Meskipun solusi ini mungkin tampak agak ekstrem, dalam kasus pasangan, ini mungkin merupakan pilihan terbaik menurut mereka. Kasus perceraian ini mencerminkan konflik dan perselisihan yang terjadi antara suami dan istri mengenai pembagian harta. Dalam masyarakat modern, masyarakat lebih memperhatikan pemerataan dan keadilan, sekaligus lebih memperhatikan menjaga keharmonisan dan stabilitas hubungan perkawinan. Pasangan harus mencari solusi yang lebih damai dan waras untuk mencapai komunikasi dan pemahaman yang lebih baik.
Berikut adalah beberapa metode modifikasi yang berbeda: 1. Pada tanggal 8 Agustus, terjadi insiden keluarga di Distrik San Du, Provinsi Kampong Thong, Menurut walikota, suami dari insiden tersebut adalah Jiuzhenda, 22 tahun, dan istrinya adalah Wen Suwan, 42 tahun, mereka memiliki seorang putri berusia 38 tahun dan seorang putra berusia 17 tahun. 13. Peristiwa keluarga terjadi pada tanggal 2 Agustus di Distrik San Du, Provinsi Kampong Thom. Menurut kepala kota, suami dalam insiden tersebut adalah Jiuzhenda yang berusia 8 tahun dan istrinya adalah Wen Suwan yang berusia 22 tahun. Mereka memiliki seorang putri berusia 42 tahun dan seorang putra berusia 38 tahun. 17. Berikut ini adalah versi modifikasi dari kejadian keluarga yang terjadi di Distrik Sam Du, Provinsi Kampong Thom. Nama suaminya Jiu Zhenda, 13 tahun, dan istrinya Wen Suwan, 3 tahun. Mereka memiliki seorang putri berusia 42 tahun dan seorang putra berusia 38 tahun. 17. Pada tanggal 13 Agustus, terjadi insiden keluarga di Distrik San Du, Provinsi Kampong Thom. Jiu Zhenda (4 tahun) dan Boon Suwan (8 tahun) merupakan suami istri dalam kejadian tersebut. Mereka memiliki seorang putri berusia 22 tahun dan seorang putra berusia 42 tahun. Modifikasi ini mengikuti prinsip kesederhanaan dan kejelasan, sehingga memudahkan pembaca memahami informasi dasar acara.
Walikota mengatakan, dalam kasus perceraian pasangan ini, kedua belah pihak telah mencapai kesepakatan untuk bercerai secara sukarela, namun permasalahan rumah membuat tidak mungkin tercapai kesepakatan, sehingga mereka tetap bersama-sama menanggung harta benda setelah perceraian. Walikota menekankan bahwa anak-anak tidak boleh mendapat tekanan ekstra setelah perceraian, dan kedua belah pihak harus mempertimbangkan kepentingan anak-anak.
Ia mengatakan, sejak mengetahui keduanya berencana bercerai, ia berkali-kali berusaha membujuk mereka agar berpikir matang-matang. Mengingat kedua anaknya masih bersekolah, jika bercerai maka akan berdampak buruk pada kondisi mental anak .
Namun, ia terus berusaha membujuk mereka, namun sekuat apa pun ia membujuk, mereka tetap memutuskan untuk bercerai bahkan menghancurkan rumah yang mereka tinggali bersama.
Dia mengatakan bahwa situasinya sekarang tidak dapat diubah dan dia hanya bisa melihat mereka mencoba yang terbaik.